Pontianak (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak hadirkan eks anggota ISIS dan HTI dalam Sertifikasi Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama bagi calon pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, Senin 20 Maret 2023.
Salah satu narasumber yakni dari Satgas Wilayah Kalbar Densus 88 Anti Teror, Ipda Aryo mustaqim, S.H., serta Tim Cyber Borneo Nusantara (CBN). Saat menyampaikan mareri Ipda Aryo mengungkapkan “Saya bersama eks ISIS dan HTI berada disini untuk menepis anggapan orang-orang yang bilang aktivitas terorisme itu buatan dan rekayasa. Ini nyata dan ada korbannya,”ungkapnya.
“Aktivitas Terorisme itu akan menghasilkan perang. Mereka mengatasnamakan Agama, Kitab Suci untuk mencapai kekuasaan. Perilaku teror merupakan hasil proses dimulai dari intoleran, selanjutnya radikalisme hingga terwujudlah terorisme,”jelasnya.
Selain itu ada Rosna Azizi mantan ISIS yang menceritakan kisah Panjang perjalanan rohaninya. “Awalnya saya ingin hijrah dari metal menjadi Syar’i. Saat belajar saya mendalami tentang sunah dan bidah, setelah itu naik level saya belajar halal dan haram. Selanjutnya saya harus totalitas dalam beragama, lalu saya hijrah ke Pulau Jawa untuk masuk ke jaringan internasional yakni ISIS,”ujarnya.
Dihadapan Calon Pengurus Ormawa yang sangat antusias mendengarkan misah ini, Rosna Azizi melanjutkan “Jadi saya selama itu tinggal di wilayah Jakarta dan sudah terbangun komunikasi ke ISIS dan mau ke Suriyah untuk jihad, karena Indonesia negeri kufur yang kami anggap bertentangan dengan Islam,” pikirnya dulu.
Pada akhirnya “Saya menyadari dan merenung ada kesalahan dalam ISIS. Saya sempat di Penjara karena kasus pidana. saya membaca lagi Al-Quran disana dan meyakini Pancasila dan UUD 1945 sudah sesuai dengan Al-Quran dan sunnah.”
Lanjutnya “Setelah saya bebas, saya banyak bertemu dan belajar dengan banyak kyai, membaca beberapa buku Islam, dan saya kayin Pancasila dan UUD 1945 sudah sesuai dengan kultur di Indonesia dan tidak ada yang bertentangan dengan Islam.”
Beliau menyadari “Dulu saya tersesat karena membaca Al-Quran tanpa tafsiran yang jelas hanya dari pemahaman dan tekstual saja. Ditambah bertemu dengan kelompok yang sepemikiran,”katanya.
Selain itu “Semenjak SD sampai Kuliah saya menempuh Pendidikan umum, sehingga saya tidak pernah mendapatkan materi tentang moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. Tak cukup mempelajari Pancasila dan UUD 1945 tanpa dikorelasikan dengan Al-Quran dan Sunnah,”ungkapnya.
Narasumber ketiga ada Rony Ramadhan Putra mantan anggota HTI, saat ini beliau juga menjadi Dosen di IAIN Pontianak serta menjadi Kader Ansor Kalimantan Barat. “Saya terpapar saat SMA hingga 5 tahun. Diantara faktor yang menyebabkan saya akhirnya Kembali pada kebenaran, ialah bagaimana dosen-dosen Kampus IAIN Pontianak dalam mendekati saya tanpa menghakimi. Hal ini memberi ruang dan arti penting dalam hidup saya,”katanya.
Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar