Dubes Azerbaijan Hadiri Promosi Doktor Dosen IAIN Pontianak, Apresiasi Angkat Multikulturalisme Negara Azerbaija

Pontianak (iainptk.ac.id) – Dosen IAIN Pontianak dan juga sebagai Mahasiswa S3 Studi Agama Agama (SAA) Pascasarjana UIN Bandung, Moch Riza Fahmi berhasil meraih gelar Doktor dibidang Studi Agama Agama dengan predikat cumlaude.

Dalam sidang promosi Doktor tersebut, Moch Riza Fahmi mempertahankan hasil riset disertasinya yang berjudul Multikulturalisme di Azerbaijan;Studi Relasi Agama, Negara dan Masyarakat dihadapan para Guru Besar UIN Bandung.

Tidak kalah penting, pada kesempatan ini Duta Besar (Dubes) Azerbaijan Mr Jalal Mirzayev bersama staff kedutaan hadir untuk memberikan support dan menyaksikan langsung ujian promosi Doktor pria yang akrab disapa Riza tersebut.

Mr Jalal Mirzayev menjelaskan kehadirannya tersebut untuk mengapresiasi penelitian Riza yang mempromosikan multikulturalisme, toleransi dan kerukunan umat beragama di negaranya Azerbaijan.

“Saya sangat senang sekali bisa berkunjung ke Indonesia dan melihat secara langsung promosi Doktor saudara Moch Riza Fahmi yang juga merupakan salah satu Dosen IAIN Pontianak telah melaksanakan riset di Azerbaijan dan melihat secara langsung kehidupan umat beragama antara muslim Syiah-Sunni yang hidup dan beribadah bersama dengan harmonis. Begitu juga hubungan muslim dan umat Yahudi yang hidup rukun di Negara kami,” kata Mr Jalal Mirzayev, Rabu, 17 Agustus 2022.

Wakil rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, menyatakan Bangga atas prestasi tambahan yang sudah diraih oleh dosennya di IAIN tersebut.

“Saya sebut prestasi tambahan, karena prestasi utama yang diraih oleh Reza adalah keberhasilannya merintis silaturrahmi dengan pihak lain dalam menata proses penyelesaian studi doktor, dan hal itu diakui oleh pihak yang ia gaet melalui pemberitaan di negaranya, dan juga Reza sudah membuktikan, bahwa sekolah bukan hanya sekedar mendalami dan menambah wawasan keilmuan, tapi juga memperluas jaringan dialog keilmuan,” ungkapnya menginspirasi.

Lanjutnya, “harapan saya, Reza bersedia menularkan pengalamannya suksesnya kepada Dosen-dosen kita yang sudah semestinya melanjutkan studi S3. Saya juga berharap, Reza mampu menumpah-ruahkan pengalamannya ke dalam proses pembentukan mental budaya akademis di IAIN Pontianak,” pungkasnya.

Riza menjelaskan ketertarikannya dengan Azerbaijan karena Negara ini mampu menjaga toleransi antar umat beragama dan memberikan rasa keadilan bagi etnis minoritas.

“Ketika banyak konflik dan perang yang terjadi antara Syiah-Sunni, sikap intoleran terhadap etnis, agama minoritas di Negara-negara Timur Tengah dan Islamophobia di Barat, Negara Azerbaijan justru menunjukkan pada kita bahwa semua etnis, Bangsa dan Agama bisa hidup berdampingan dengan harmonis,” ujarnya

Riza mengatakan Indonesia dan Azerbaijan bisa bekerjasama mempromosikan nilai-nilai multikultur yakni toleransi, pengakuan keberadaan etnis minoritas dan rasa keadilan sosial pada seluruh Negara-negara di dunia terutama negara yang mayoritas muslim.

“Gagasan Menjaga dunia dan merawat peradaban ini mari kita mulai di Kota Parahiyangan Bandung yang memiliki masyarakat multietnis dan multiagama,” paparnya.

Azerbaijan merupakan bagian negara kaukasus diantara Eropa Timur dan Asia Barat. Negara dengan luas wilayah 86.600 Km persegi dimana terdiri dari 500 Km persegi berupa perairan dan 86,100 Km persegi berupa daratan.

Mayoritas berpenduduknya adalah muslim dengan jumlah 99,2% dari total penduduk 9.494,600 jiwa dan 85% diantaranya adalah muslim Syiah, 15 % Sunni, Kristiani dan Yahudi berdasarkan sensus 2014.

Komunitas umat beragama di Azerbaijan begitu toleran dan saling menghormati ini dapat dilihat ketika pelaksanaan sholat Jumat berjamaah bersama di Masjid Haidar Azerbaijan yang jarang kita lihat di negara Indonesia.

Masjid Heydar merupakan masjid terbesar di Azerbaijan dan menjadi simbol perdamaian, toleransi dan persatuan antara Muslim Sunni dan Muslim Syiah sehingga belum pernah ada konflik antara sunni dan syiah hingga saat ini.

Begitu juga Kaum Yahudi di negara ini telah hidup berdampingan dengan warga lainnya selama lebih dari 2.500 tahun. Ada perwakilan dari tiga komunitas Yahudi kewarganegaraan Azerbaijan ; Yahudi pegunungan yang berada di desa Krasnaya Sloboda wilayah Guba, Yahudi Eropa atau Ashkenazi yang berada di Ibu Kota Baku dan Yahudi Georgia yang sebagian besar berada di Baku.

Sebelumnya Mr Mirzayev sudah berkunjung ke Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan bertemu dengan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Staquf untuk menjalin kerjasama dengan organisasi Islam yang moderat di Indonesia.
Penulis: Tio Rizki Kurniawan,
Editor: Omar Mukhtar

Print Friendly, PDF & Email