- -

KUNJUNGI TOKOH SEJARAH, PESERTA KKL-DR SEKADAU PEROLEH CERITA TENTANG ASAL MUASAL DESA MERAPI

Jumat (13/08) Peserta KKL-DR Wilayah Sekadau mengunjungi tokoh sejarah, Umar S.Ag sekaligus Sekretaris Desa Merapi, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau. Dalam kesempatan ini turut serta Dosen Pembimbing, Dr. H. Yapandi Ramli, dan Panitia Pendamping, Abdurrahman, SE.

“Asal muasal Desa Merapi ini, dulu dikarenakan jajahan jepang. Tidak ada pemukiman di sini. Karena dalam bahasa Sekadau merapi itu memasak. Jadi dulu di Desa Merapi ini menjadi pemukiman tempat singgah orang-orang Jepang untuk istirahat memasak dan lain sebagainya sehingga disebutlah Desa Merapi,” ujar Umar.

Ia menerangkan di seberang Desa Merapi, memiliki nama seranjin. Asal muasalnya adalah sarang jin yang diplesetkan menjadi seranjin karena dulu di seberang sungai Desa Merapi penjajah Jepang sering membunuh orang-orang yang membangkang.

Merapi diapit empat penjuru yang dipuja oleh orang zaman dahulu. Utara sering menjadi tempat pemuja orang-orang zaman dulu. Bagian Selatan ada makam Dayak atau yang orang kampung bilang perantu, yang sering diumpan, ketika ada panen maka orang-orang Dayak zaman dahulu akan melakukan ritual di makam Dayak tersebut.

Menurut penuturannya, pada bagian Timur terdapat “ulak lisuk” diyakini oleh orang jaman dulu terdapat orang bernama Nenek Acun penguasa pantai Kapuas yang menjelma menjadi buaya kuning. Singkat cerita dahulu Nenek Acun menjemur padi di pinggir sungai. Ketika itu ia hilang dan ada yang bermimpi salah satu keluarga Ibu Acun, ada buaya kuning yang masuk ke dalam mimpinya mengatakan bahwa jangan mencari Ibu Acun karena sudah diambil oleh buaya kuning. Sehingga di Desa Merapi ini ketika ada acara akan melakukan ritual “Bebuang” yang dianggap dapat meminta izin agar acara berjalan dengan lancar. Dahulu ritual-ritual itu masih asli, ketika sudah masuknya Islam ke Desa Merapi maka ucapan-ucapan yang disampaikan diselipkan doa-doa.

“Terakhir di Selatan atau Hilir Merapi terdapat “ulak parit”, air yang tidak pernah berhenti berputar hingga sekarang. Pernah terjadi orang Merapi yang memiliki insiden orang yang membawa sampan masuk ke dalam ulak tersebut,” terangnya.

Print Friendly, PDF & Email