Rektor Lantik Pengurus DEMA IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA resmi melantik Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa Periode 2019-2020, Rabu (30/01) pagi, bertempat di Auditorium Abdul Rani Mahmud.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Dekan III FUAD dan FTIK, Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, dan Kabag Keuangan FSEI.

Usai melantik, Rektor IAIN Pontianak menyampaikan pesan kepada segenap pengurus yang dilantik untuk disiplin dan fokus terhadap setiap hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Termasuk tanggung jawabnya sebagai mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar sarjana.

Dalam kesempatan itu pula Rektor mengungkapkan jika setiap pengurus yang dilantik secara otomatis harus mengikuti sertifikasi wawasan kebangsaan. “Kalian bersedia dilantik, dengan begitu secara otomatis kalian harus mengikuti sertifikasi wawasan kebangsaan. Sebab nantinya kalian akan menjadi pelopor yang memahami, memaparkan, dan melaksanakan setiap nilai yang ada dalam wawasan kebangsaan.” ujarnya.

Rektor menambahkan sebagai agen dan pelopor perubahan, Pengurus DEMA diharapkan menjadi duta bagi IAIN Pontianak khususnya dan Islam pada umumnya. Oleh karenanya segala tindak tutur, sikap, dan perbuatan serta kegiatan yang dilaksanakan nantinya akan menjadi perhatian banyak pihak dalam hal ini masyarakat.

“Sebagai agen dan pelopor perubahan, kalian harus menjadi duta bagi IAIN Pontianak dalam mengaplikasikan visi misi dan motto kerja IAIN Pontianak. Termasuk program terdekat yakni ikut mensosialisasikan cara pendaftaran ulang secara online bagi mahasiswa. Kalian juga harus menjalin hubungan koordinasi dengan pihak terkait seperti Warek III dan Kabag Akademik dan Kemahasiswaan dalam setiap agenda yang akan kalian lakukan.” jelasnya.

“Selamat dan sukses kepada setiap pengurus yang dilantik hari ini. semoga pelantikan ini menjadi tonggak awal untuk kalian berkhidmat bagi kemajuan IAIN Pontianak tentunya sesuai porsi berdasarkan tugasnya masing-masing. Rencanakan program yang logis, realistis, dan bermanfaat.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utu
Editor: Aspari Ismail




Rakernas 2019, Menag Harap Moderasi Beragama sebagai Ruh Kementerian Agama

JAKARTA (iainptk.ac.id)—Kementerian Agama menggelar Rapat Kerja Nasional pada 23-25 Januari 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Tema yang diusung: “Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat”.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan Kementerian Agama menjadikan Moderasi Beragama sebagai ruh instusi yang dipimpinnya.

Hal itu dinyatakan Lukman Hakim saat membuka secara resmi Rakernas Kemanag 2019 pada Rabu (23/1) siang.

“Rakernas kemenag memasuki babak baru dengan bahasan yang fokus dan jelas. Internalisasi tema agar tepat sasaran. Tahun ini kita hadirkan narasumber yang kompeten untuk menunjang kinerja, diantaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani dan motivator perubahan Rhenal Kasali” jelasnya dihadapan 300-an para pajabat eselon I dan II, para rektor PTKN, Kepala Balai, Kakanwil Kemenag.

“Kemenag merupakan satker terbesar di dunia. Mengelola kekuatan yang luar biasa. Kemenag harus menjadikan agama sebagai core kementerian kita” tegasnya.

“Moderasi mengandung makna menengahi dan pengurangan ke ekstriman.
Moderasi agar tidak kebablasan. Agar berada di jalur yang tepat Jadikan kemenag sebagai instansi terpercaya melayani umat” imbuhnya.

Menag berharap moderasi beragama bukan hanya keingin person seorang menteri saja, melainkan harus menjadi kesadaran kolektif pegawai kemenag untuk memahami, mengamalkan dan menyebarluaskannya kepada masyarakat.

“Kita canangkan moderasi beragama dan sadar budaya data terintegrasi sebagai ruh Kementerian Agama. Mari sukseskan rakernas 2019 ini dengan ingat 3 mantra: moderasi, kebersamaan, integrasi data” tutupnya.

Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif saat ditemui usai acara pembukaan rakernas menjelaskan “Arahan Menteri Agama tersebut sudah kita sahuti dengan melaunching rumah moderasi di IAIN Pontianak beberapa waktu lalu. Kemudian terkait kebersamaan itu kita juga sudah merumuskan dan menggaungkan 9 pilar semangat kerja IAIN Pontianak yang diantara mengajak untuk menguatkan kebersamaan” jelasnya.

Rektor Syarif juga menyatakan “Untuk menganggarkan pendanaan untuk membangun sistem yang terintegrasi. Sehingga data yang ada dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan serta pengembangan IAIN Pontianak ke depan” pungkasnya.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail




Perubahan Kuota Calon Mahasiswa Baru, Ini Penjelasan Warek I IAIN Pontianak

JAKARTA (iainptk.ac.id)—Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin telah melaunching penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SPAN-UM PTKIN 2019, Rabu pagi (23/1) di Hotel Borobudur Jakarta.

Terdapat perubahan signifikan terkait kuota dari masing-masing jalur penerimaan. Menanggapi hal itu, Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. Firdaus Achmad memberikan komentarnya.

“Kebijakan tentang perubahan alokasi quota, dimana quota SPAN di 2018 maksimal 50% diturunkan menjadi minimal 20% di 2019, adalah realistis, karena data menunjukkan bahwa pendaftar ulang jalur SPAN tidak sebanding dengan jumlah pendaftar yang dinyatakan lulus. Walau kebijakan itu realistis, namun argumen yang melatarinya masih membutuhkan kajian kritis. Satu fakta penting yang mungkin terlewatkan untuk dijadikan sebagai bahan kajian kritis atas kebijakan tersebut, yaitu masa pengisian PDSS pada PTKIN dibuka setelah kemenristek dikti melakukannya terlebih dahulu. Jika fakta ini tetap tidak diperhitungkan, maka PTKIN akan selalu menjadi second choise bagi alumni MAN maupun SMA. Bahkan lebih parah lagi, PTKIN akan dijadikan pangkalan penantian akan kepastian mereka dari hasil pengumuman SPAN di Kemenristekdikti” ungkapnya di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (23/1).

Realitas yang tidak jauh berbeda dengan SPAN juga ditemukan pada jalur UM. Oleh karenanya, dibutuhkan kebijakan berani untuk menjadikan kedua jalur penerimaan mahasiswa baru ini sebagai ajang kompetisi positif, sehingga alumni MAN/SMA/pesantren teredukasi dalam menentukan kepastian pilihan masa depan pendidikan mereka” ujarnya.

Warek I melanjutkan, “Tahun 2019 ini, IAIN Pontianak menetapkan kuota penerimaan mahasiswa baru sebanyak 2000, naik sekitar 21% lebih dari 2018. Kuota 2000 tersebut terinci menjadi: jalun SPAN 600 mahasiswa, jalur UM 800, dan jalur mandiri 600. Salah satu dasar penetapan kuota ini adalah, hasil pembacaan terhadap data tentang animo masyarakat secara umum untuk menjadi mahasiswa IAIN Pontianak. Tahun 2018 jumlah mahasiswa yang mendaftar melebihi kuota yang telah ditetapkan” imbuhnya” ujarnya.

Warek I ini memiliki ekspektasi mahasiswa baru yang kita harapkan mendaftar ke IAIN Pontianak adalah alumni MAN/SMA/pesantren yang memiliki hasrat positif untuk merubah dirinya menjadi bagian integratif sivitas akademika IAIN Pontianak.

“Hasrat atau kemauan yang berlandas pada kesadaran diri tersebut merupakan faktor utama dan terpenting bagi mereka dalam proses membentuk diri menjadi manusia yg cerdas dan beramal, saleh dalam berpikir, mulia dan bersikap. Faktor ini melebihi faktor nilai akademis mereka di MAN/SMA/pesantren” tutupnya.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail




Launching SPAN-UM PTKIN, Menag Sarankan Proaktif lakukan Talent Scouting

JAKARTA (iainptk.ac.id)—Seleksi Prestasi Akademik Nasional- Ujian Masuk (SPAN-UM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) 2019 resmi dilaunching Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Rabu (23/1).

Dalam sambutannya Menteri Agama menyarankan pengelola PTKIN untuk proaktif menjaring calon-calon mahasiswa terbaik. Salah satunya dengan cara talent scouting (pencarian bakat) siswa-siswa terbaik pada madrasah, pesantren, maupun sekolah umum.

“Saya memberikan apresiasi dan terima kasih semua pihak atas partisipasi menyukseskan SPAN-UM PTKIN. Kita bersyukur peminat SPAN-UM PTKIN setiap tahunnya terus meningkat” tuturnya bersemangat.

Kegiatan peluncuran SPAN-UM PTKIN dihadiri Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik, humas, pengelola TIK PTKIN seluruh Indonesia, Kakanwil Kemenag se-Indonesia, perwakilan siswa madrasah dan perwakilan mahasiswa PTKIN. Menag menilai, pelaksanaan SPAN-UM PTKIN merupakan sebuah langkah yang strategis guna memperbaiki kualitas PTKIN.

“Saya minta masing-masing PTKIN melakukan refleksi dan menemukan cara untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap PTKIN. Terutama untuk menjaring calon mahasiswa terbaik. Jemput bola untuk memantau santri-santri di pesantren, siswa-siswa madrasah yang dua tiga tahun ke depan akan masuk PTKIN,” imbuhnya memberikan saran.

Menurut Menag, madrasah dan pesantren saat ini memiliki spesialisasi tertentu yang bisa digali dan diarahkan agar santri atau siswanya dapat masuk pada jurusan yang tepat di PTKIN.

“Misalnya kita punya pesantren yang spesialisasi kajiannya di ilmu hadis, fiqih, dan sebagainya. Ini kita perlu jaring. Kalau perlu kita sudah tahu mana siswa atau santri yang dua tiga tahun ke depan akan masuk ke PTKIN,” kata Menag.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kajian tentang peminatan program studi PTKIN. Menag mendapat laporan, jika program studi yang ada di bidang Ushuluddin rendah peminatnya. “Padahal menurut saya dalam kondisi masyarakat saat ini, kajian agama seperti Ilmu Hadist, Filsafat Islam, dan sejenisnya akan banyak peminatnya. Tapi ini malah rendah. Ini apa penyebabnya?,” lanjut Menag.

Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif menyatakan “Setiap tahunnya peminat yang mendaftar di IAIN Pontianak semakin meningkat tajam. Tahun 2019 ini kami menargetkan menerima 2000 calon mahasiswa baru. Untuk mencapai target tersebut kita akan bekerja lebih keras dan proaktif seperti yang disarankan Menteri Agama” jelasnya.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail




Sekjen Kemenag: CPNS Haram Hukumnya Disusupi Paham Radikal

JAKARTA (iainptk.ac.id)–Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof. Dr. Phill. M. Nur Kholis Setiawan menyatakan “CPNS apalagi PNS Kementerian Agama haram hukumnya disusupi paham keagamaan yang radikal”. Pernyataan itu disampaikan Sekjen Kemenag ketika membuka secara resmi Rapat Koordinasi Persiapan Usul Penetapan NIP CPNS Kementerian Agama 2018-2019 di Aula Lantai II Kantor Kementerian Agama Jl. Lapangan Banteng Barat Jakarta, pada Selasa pagi (22/1).

M. Nur Kholis Setiawan juga mengucapkan syukur dan terima kasih kepada administrator dan panitia penerimaan CPNS di pusat dan daerah satker yang telah membantu kelancaran penerimaan CPNS Kemenag tahun 2018.

“Kami mengajak kita semua untuk meningkatkan kebersamaan, kerja ikhlas, dan sinergisitas dalam pelayanan pemberkasan. Jangan sampai jangan ada berkas yang tertinggal” pesannya di hadapan 125 administrator satker Kanwil/PTKN se Indonesia.

“Kita kerahkan semua kemampuan untuk menyukseskan penerimaan cpns ini.
Paham keagamaan pegawai Kementerian Agama mesti moderat. CPNS jangan kerjanya merongrong pemerintah. Telisik akun facebook CPNS. Kementerian Agama haram hukumnya disusupi ideologi yang keras. CPNS harus mengerti dan paham agama. Di samping memiliki kompetensi, punya pemahaman agama yang moderat dan punya komitmen menegakkan NKRI. Mempertahankan NKRI wajib hukumnya bagi CPNS. CPNS jangan merongrong negara” tegasnya.

Sekjen juga berpesan agar pegawai Kementerian Agama bekerja dengan ikhlas. “Yakinlah, Tuhan tidak tidur. Percayalah semua ikhtiar yang kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan. Sekjen mengutip Ibnu Athaillah mengatakan: ” Allah membuka kema’rifatan kepada hamba yang dikendaki-Nya. Ibadah itu ada dua. Ibadah murni (vertikal). Relasi hamba dengan Tuhannya. Ibadah tidak murni (horizontal), hubungan dengan sesama manusia. Ketika ibadah mahdhah kurang, lengkapi dengan ibadah ghairu mahdhah. Bekerjalah dengan niat ibadah” nasihatnya.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak dan Rektor University Ezzitouna Tunisia Bahas Tindaklanjut MoU

JAKARTA (iainptk.ac.id)—Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif dan Rektor Ezzitouna Tunisia Prof. Dr. Hichem Grissa melakukan pertemuan penting pada Senin pagi (21/1) di Jakarta. Pertemuan tersebut membahas tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang telah disepakati beberapa tahun silam.

Adapun kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan itu diantaranya adalah pertukaran mahasiswa dan dosen dari kedua kampus tersebut. Di samping itu pihak Ezzitouna University juga memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik dan alumni di lingkungan IAIN Pontianak untuk mendaftar kuliah S3 kapan saja, sepanjang tahun. Ada pula peluang short course bagi dosen yang memenuhi syarat. Kabar gembira lainnya adalah penerbitan karya tulis ilmiah bagi dosen dan mahasiswa di jurnal yang terakreditasi di Ezzitouna dan IAIN Pontianak.

“Kesepakatan yang dilahirkan dari pertemuan dengan Rektor University Ezzitouna Tunisia hari ini perlu disambut dan segera ditindaklanjuti. Kesemuanya dapat berpengaruh pada meningkatan kualitas mutu kampus IAIN Pontianak. Dosen dan mahasiswa mesti produktif lagi dalam berkarya. Tulisan-tulisan yang berkualitas dapat diterbitkan di Jurnal kampus Ezzitouna yang telah terakreditasi. Kita akan pelajari kemungkinan untuk menyiapkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) pada bidang ilmu qira’ah, bahasa Arab, Hukum Islam, Ekonomi Syariah, Mawaris dan lain-lain melalui pertukaran mahasiswa ke Tunisia” paparnya.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan IAIN Pontianak Dr. Saifuddin Herlambang dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Abdul Mukti Ro’uf. Di samping itu hadir juga Direktur Ma’had alhadarah University Ezzitouna Prof. Dr. Ilyess Giloussem.

Usai pembahasan tersebut, Rektor Syarif menyerahkan cenderamata berupa plakat IAIN Pontianak kepada Rektor University Ezzitouna.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail




Prodi BKI FUAD Jalin Kerjasama Layanan Bimbingan Konseling dengan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak menjalin kerjasama dengan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Pontianak, Jumat (18/01) di Ruang Dekan FUAD. Kerjasama yang dimaksud dalam hal layanan bimbingan konseling bagi siswa-siswi yang ada di SUPM.

Kegiatan ini merupakan pengembangan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yang telah dilakukan. Seperti Praktik Pengalaman Lapangan mahasiswa, dan penelitian skripsi mahasiswa Kosentrasi Bimbingan Konseling Perkawinan. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M.Si, Wakil Dekan I FUAD, Dr. H. Harjani Hefni, Lc., MA, Kaprodi dan Sekprodi BKI serta penanggung jawab kegiatan. Sedangkan dari SUPM dihadiri oleh Waka Kesiswaan, Harjo Santoso didampingi beberapa Dewan Guru SUPM.

Trival Setiadik selaku perwakilan SUPM menuturkan keberadaan konseling merupakan hal yang penting dilakukan namun belum di acc pusat. Oleh karenanya SUPM merasa terbantu berkat kerjasama yang dilakukan berupa MoU dengan Prodi Bimbingan Konseling Islam FUAD IAIN Pontianak. Ia pun berharap dengan kerjasama ini nantinya dapat meminimalisir beberapa persoalan yang ada khususnya terkait kekerasan. “Konseling diharapkan mampu meminimalisir kekerasan fisik yang pernah terjadi.”

Sementara itu, Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M.Si berharap kerjasama ini nantinya mampu menjembatani kebutuhan masyarakat (Siswa-Siswi SUPM) dalam mengembangkan potensinya dan menyelesaikan masalah. Sedangkan bagi dosen, kerjasama ini sebagai tempat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain juga menjadi kebutuhan prodi dan institusi untuk meningkatkan penilaian akreditasi.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Berkerjasama dengan BSM Gelar Sosialisasi Aplikasi Pembayaran Host to Host Edupay

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Pusat Teknologi Informasi dan Data IAIN Pontianak bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri menggelar kegiatan Sosialisasi Aplikasi Pembayaran Host to Host Edupay, Kamis (17/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. Hadir perwakilan Direksi Bank Syariah Mandiri, Devi beserta Tim IT BSM, Sabda. Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA membuka acara secara resmi. Pejabat yang hadir dalam kesempatan tersebut meliputi Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, Kabag Keuangan dan Perencanaan, Kabag di setiap fakultas, Kasubbag Administrasi Akademik, Kasubbag Keuangan, dan Bendahara.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA mengucapkan terima kasih kepada Bank Syariah Mandiri yang telah 100% membuat dan menyusun aplikasi host to host edupay ini. Ia pun menyampaikan jika aplikasi pembayaran host to host edupay dapat memudahkan semua elemen yang terlibat. Pelayanan pembayaran jenis ini nantinya juga dapat meengefisiensikan waktu serta meminimalisir penggunaan dana lainnya selain yang wajib dibayarkan.

“Kesulitan yang kita hadapi selama ini pembayaran uang kuliah dilakukan secara manual. Misalnya untuk sekedar membayar uang kuliah sebesar 1,5 juta rupiah, mahasiswa dari Kapuas Hulu mesti menggunakan uang transportasi sebesar 500.000 hingga 1.000.000, karena harus menyampaikan bukti setor ke bagian keuangan dan melapor ke bagian akademik. Harapannya melalui aplikasi host to host edupay ini mahasiswa dapat membayar uang kuliah dengan lebih mudah, praktis, efektif, dan efisien karena tidak perlu membawa bukti setoran dan verifikasi pendaftaran ulang” paparnya.

Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Data sekaligus Penanggungjawab Pengembangan Aplikasi Host to Host Edupay, Sumin, M.Si berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman sekaligus penyamaan persepsi terkait pembayaran uang kuliah melalui aplikasi host to host edupay. “Semoga aplikasi host to host edupay ini dapat meningkatkan kualitas layanan IAIN Pontianak kepada mahasiswa. Layanan ini harus segera disosialiasikan atau diumumkan kepada para mahasiswa oleh Bagian Akademik dan Keuangan sebagai leading sector, sehingga tidak menimbulkan kebingungan kepada mahasiswa untuk membayar uang kuliah yang telah direncanakan pada tanggal 4 Februari sampai dengan 14 Februari 2019 mendatang.” jelasnya.

Ia pun mengatakan, “Selain keuntungan yang diperoleh mahasiswa sebagai stakeholder utama IAIN Pontianak, penerapan sistem pembayaran uang kuliah menggunakan host to host edupay juga memberikan kemudahan kepada Bagian Keuangan dan Akademik IAIN Pontianak. Melalui aplikasi ini membuat rekap pembayaran menjadi lebih mudah, begitu pula bagian akademik tidak perlu mengaktivasi mahasiswa yang daftar ulang, karena mahasiswa yang telah membayar secara otomatis terdaftar di siakad.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Penerimaan Anggota Polri Sumber Sarjana (SIPSS), Ada Peluang Lulusan IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)– Kepolisian Negara Republik Indonesia membuka kesempatan kepada pemuda-pemudi untuk mengikuti Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun 2019. Outputnya Pangkat Inspektur Polisi Dua (IPDA).

Pendaftaran Online dibuka pada 15 s.d 31 Januari 2019 melalui website: penerimaan.polri.go.id.
Sedangkan verifikasi terakhir pada 1 Februari 2019 ke Polda terdekat.

Program studi yang disyaratkan antara lain: S2, S1/S1 Profesi, dan D IV. Adapun S1 yang lulusan IAIN Pontianak terbuka peluang bagi lulusan Bahasa Arab; Ilmu Agama (Tafsir Hadits); Komunikasi; Jurnalistik dan lain-lain. Lama pendidikan 6 (enam) bulan.

Syarat lainnya adalah tinggi badan pria: 158 cm. Sedangkan wanita: 155 cm. Syarat umur saat dibuka DIK (4 Maret 2019) maksimal berusia 33 tahun (S2 Profesi, S1/S2 Penerbang). Maksimal 29 tahun untuk S1 Profesi. Maksimal 26 tahun untuk S1/DIV.

Informasi detail dapat menghubungi Call Center Biro SDM Polda Kalbar: 081351755598. Pendaftaran gratis alias tidak dipungut biaya.

Penulis: Aspari Ismail
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Terima Hibah Buku dari Kedutaan Arab Saudi

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menerima secara simbolis buku hibah yang diberikan oleh Kedutaan Arab Saudi, Selasa (15/01) di Ruang Rektor. Penyerahan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Dekan I FUAD, Dr. H. Harjani Hefni, Lc., MA.

Pemerintah Arab Saudi melalui kedutaannya memberikan hibah buku-buku literatur utama kajian keislaman kepada IAIN Pontianak, Kamis (10/01). Terdapat 50 judul buku utama yang dihibahkan kepada IAIN Pontianak, diantaranya seperti al Umm karya Imam Syafi’i, Raudhatut Thalibin karya Imam Nawawi dan kitab-kitab bermanfaat lainnya.

Informasi tersebut dikemukakan langsung oleh Wakil Dekan I FUAD, Dr. H. Harjani Hefni, Lc., MA. Menurutnya ada 50 judul buku utama yang dihibahkan kepada IAIN Pontianak dan kesemuanya merupakan buku-buku terbaik dan tentunya bermanfaat bagi Sivitas Akademika IAIN Pontianak. Beberapa buku yang dimaksud, antara lain: Raudhatul Tholibin Wa ‘Umdatu lMuftin Karya Al-Imam Ibn Zakaria Muhyiddin Ibn Syarf An-Nawawi, Syarhu Kitab Sibawaih Karya Ibn Sa’id Asy-Syairani, Shohih Muslim Syarhu An-Nawawi Karya Al-Imam Ibn Zakaria Muhyiddin Ibn Syarf An-Nawawi, Al-Mishbah Al-Munir Fi Gharibi Syarhil Kabir Karya Ibnul Abbas Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ali Al-Muqri, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ia berharap buku ini dapat bermanfaat bagi Dosen dan Mahasiswa di Lingkungan IAIN Pontianak. “Alhamdulillah kita bersyukur dan berbahagia mendapatkan hibah buku dari Kedutaan Arab Saudi. Terdapat 50 judul buku yang diantaranya memuat segala hal yang dibutuhkan oleh para pengkaji ilmu di berbagai disiplin ilmu. Buku ini diharapkan dapat membantu para dosen, mahasiswa S1 dan S2 yang ingin merujuk langsung sumber utama kajian mereka.” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kedutaan Arab Saudi yang telah menghibahkan buku maupun kitab original berbahasa Arab. “Nantinya buku ini akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kemudian para dosen akan dan dianjurkan untuk menggunakannya sebagai literatur maupun sumber utama dalam pembelajaran dan penelitian.” paparnya.

Rektor menambahkan dengan adanya hibah buku ini, berharap akan terjalin hubungan kerjasama yang semakin erat antara IAIN Pontianak dan Arab Saudi. Hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peran PTKIN itu sendiri yakni menjalin kerjasama dengan pihak-pihak luar baik skala nasional maupun internasional sesuai aturan yang berlaku.

“Ke depan IAIN Pontianak juga memiliki rencana memberangkatkan para dosen yang berencana melakukan penelitian maupun menimba ilmu di luar negeri. Dengan begitu program kerjasama dan pengembangan kampus dapat simultan dalam pelaksanaannya.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail